KONSEP NORMAL-ABNORMAL
NORMAL
WHO
keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
Karl Meninger
kesehatan mental adalah penyesuaian manusia thd dunia dan satu sama lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. Ia bukan hanya berupa efesiensi atau hanya perasaan puas atau keluwesan dalam mematuhi aturan permainan dengan riang hati
HB. English, kesehatan mental
keadaan dimana sang pribadi,menunjukkan penyesuaian atau mengalami aktualisasi atau realisasi diri
CIRI-CIRI PRIBADI SEHAT NORMAL
Sikap terhadap diri sendiri
Persepsi terhadap realitas
Integrasi
Kompetensi
Otonomi
Pertumbuhan aktualisasi
Kepribadian yang sehat :
- Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
- Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
- Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
- Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
- Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
- Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
- Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
- Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
- Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
- Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
- Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)
PENGERTIAN ABNORMAL
Orang yang dianggap normal biasanya menampilkan perilaku-perilaku yang dianggap benar. Perilaku yang kurang tepat (misbehavior) kerap dianggap tidak normal.
Model-model perilaku abnormal :
Perspektif biologis
Seorang dokter Jerman, Wilhelm Griesinger (1817-1868) menyatakan bahwa perilaku abnormal berakar pada penyakit di otak. Pandangan ini cukup memengaruhi dokter Jerman lainnya, seperti Emil Kraepelin (1856-1926) yang menulis buku teks penting dalam bidang psikiatri pada tahun 1883. Ia meyakini bahwa gangguan mental berhubungan dengan penyakit fisik. Memang tidak semua orang yang mengadopsi model medis ini meyakini bahwa setiap pola perilaku abnormal merupakan hasil dari kerusakan biologis, namun mereka mempertahankan keyakinan bahwa pola perilaku abnormal tersebut dapat dihubungkan dengan penyakit fisik karena ciri-cirinya dapat dikonseptualisasikan sebagai simtom-simtom dari gangguan yang mendasarinya.
Perspektif psikologis
Sigmund Freud, seorang dokter muda Austria (1856-1939) berpikir bahwa penyebab perilaku abnormal terletak pada interaksi antara kekuatan-kekuatan di dalam pikiran bawah sadar. Model yang dikenal sebagai model psikodinamika ini merupakan model psikologis utama yang pertama membahas mengenai perilaku abnormal.
Perspektif sosiokultural
Pandangan ini meyakini bahwa kita harus mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang lebih luas di mana suatu perilaku muncul untuk memahami akar dari perilaku abnormal. Penyebab perilaku abnormal dapat ditemukan pada kegagalan masyarakat dan bukan pada kegagalan orangnya. Masalah-masalah psikologis bisa jadi berakar pada penyakit sosial masyarakat, seperti kemiskinan, perpecahan sosial, diskriminasi ras, gender, gaya hidup, dan sebagainya.
Perspektif biopsikososial
Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dari salah satu model atau perspektif. Mereka mendukung pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling baik bila memperhitungkan interaksi antara berbagai macam penyebab yang mewakili bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.
Menutut Coleman (dalam Mengenal Perilaku Abnormal, Dr. A. Supratinka), setidaknya ada lima ciri perilaku abnormal:
1. Penyimpangan dari norma-norma statistic
Ketika ada perilaku yang berada diluar norma-norma kurva statsitik yang normal, maka itu bisa disebut perilaku abnormal. Misal: normalnya, setiap tahunnya, jika semakin banyak orang yang mengikuti ritual-ritual keagamaan tertentu, maka semakin banyak pula orang yang “taubat”, baik, sholeh, dan berprilaku baik. Tapi malah, kenyataannya tidak demikian. Maka ini bisa kita sebut perilaku abnormal. Dan, apakah perilaku Bugil Depan Kamera termasuk pada kategori ini?
Ketika ada perilaku yang berada diluar norma-norma kurva statsitik yang normal, maka itu bisa disebut perilaku abnormal. Misal: normalnya, setiap tahunnya, jika semakin banyak orang yang mengikuti ritual-ritual keagamaan tertentu, maka semakin banyak pula orang yang “taubat”, baik, sholeh, dan berprilaku baik. Tapi malah, kenyataannya tidak demikian. Maka ini bisa kita sebut perilaku abnormal. Dan, apakah perilaku Bugil Depan Kamera termasuk pada kategori ini?
2. Penyimpangan dari norma-norma social
Inti pentingnya adalah: apa saja yang umum, berarti itu normal secara social. Sehingga ketika ada perilaku yang dinilai tidak umum (dalam pandangan suatu masyarakat) maka itu bisa disebut perilaku abnormal. Ketika dalam masyarakat Indonesia perilaku Bugil Depan Kamera masih sangat dianggap tabu (dan bahkan sangat memalukan) maka bisa disimpulkan bahwa perilaku ini abnormal secara social.
Inti pentingnya adalah: apa saja yang umum, berarti itu normal secara social. Sehingga ketika ada perilaku yang dinilai tidak umum (dalam pandangan suatu masyarakat) maka itu bisa disebut perilaku abnormal. Ketika dalam masyarakat Indonesia perilaku Bugil Depan Kamera masih sangat dianggap tabu (dan bahkan sangat memalukan) maka bisa disimpulkan bahwa perilaku ini abnormal secara social.
3. Gejala “salah suai” (maladjustment)
Abnormalitas dipandang sebagai: ketidakefektifan individu dalam menghadapi, menanggapi dan melaksanakan tuntutan-tuntutan dari lingkungan fisik sosialnya. Sehingga ketidakmampuan perilaku menyesuaikan, bisa disebut perilaku abnormal. Menyesuaikan disini bukan berarti kita harus selalu mengikuti perkembangan dan perubahan dengan bebas, tetapi harus dengan tepat guna. Penggunaan kamera HP dan kamera digital yang tidak sesuai dengan fungsinya yang baik, maka bisa dikategorikan maladaptive atau abnormal.
Abnormalitas dipandang sebagai: ketidakefektifan individu dalam menghadapi, menanggapi dan melaksanakan tuntutan-tuntutan dari lingkungan fisik sosialnya. Sehingga ketidakmampuan perilaku menyesuaikan, bisa disebut perilaku abnormal. Menyesuaikan disini bukan berarti kita harus selalu mengikuti perkembangan dan perubahan dengan bebas, tetapi harus dengan tepat guna. Penggunaan kamera HP dan kamera digital yang tidak sesuai dengan fungsinya yang baik, maka bisa dikategorikan maladaptive atau abnormal.
4. Tekanan batin
lebih bersifat kedalam jiwa manusia. Seperti perasaan-perasaan: cemas, sedih, depresi, rasa bersalah yang mendalam. Jika setelah melakukan perbuatan bugil depan kamera ada perasaan seperti yang disebutkan diatas, maka sudah pasti perilaku ini abnormal.
lebih bersifat kedalam jiwa manusia. Seperti perasaan-perasaan: cemas, sedih, depresi, rasa bersalah yang mendalam. Jika setelah melakukan perbuatan bugil depan kamera ada perasaan seperti yang disebutkan diatas, maka sudah pasti perilaku ini abnormal.
5. Ketidakmatangan
Rumus besarnya begini: ketika perilaku seseorang, tidak sesuai dengan tingkat usia sebenarnya, dan atau tidak selaras dengan situasinya, maka perilaku tersebut bisa dikatakan perilaku abnormal. Mungkin akan sangat wajar ketika kita melihat bayi atau seorang anak kecil yang difoto tanpa mengenakan busana sehelai pun. Atau ketika kita melihat rekaman video yang didalamnya ada anak-anak atau bayi yang berkelakuan lucu ketika tanpa pakain. Tapi, ketika itu dilakukan oleh orang dewasa, maka bisa dikatakan itu perilaku yang tidak matang pada usianya, sehingga bisa dikatakan abnormal.
Rumus besarnya begini: ketika perilaku seseorang, tidak sesuai dengan tingkat usia sebenarnya, dan atau tidak selaras dengan situasinya, maka perilaku tersebut bisa dikatakan perilaku abnormal. Mungkin akan sangat wajar ketika kita melihat bayi atau seorang anak kecil yang difoto tanpa mengenakan busana sehelai pun. Atau ketika kita melihat rekaman video yang didalamnya ada anak-anak atau bayi yang berkelakuan lucu ketika tanpa pakain. Tapi, ketika itu dilakukan oleh orang dewasa, maka bisa dikatakan itu perilaku yang tidak matang pada usianya, sehingga bisa dikatakan abnormal.
Kepribadian yang tidak sehat :
- Mudah marah (tersinggung)
- Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
- Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
- Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
- Kebiasaan berbohong
- Hiperaktif
- Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
- Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
- Sulit tidur
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab
- Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
- Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
- Pesimis dalam menghadapi kehidupan
- Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
ISTILAH2 PERILAKU ABNORMAL
Perilaku Maladaptif
Gangguan mental
Psikopatologi
Gangguan perilaku
Penyakit mental / jiwa
Ketidakwarasan
JENIS GANGGUAN NEUROTIK
GANGGUAN KECEMASAN
GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF
GANGGUAN FOBIA
GANGGUAN SOMATOFORM
HIPOKONDRIASIS
GANGGUAN SAKIT PSIKOGENETIK
GANGGUAN DISOSIATIF
KEPRIBADIAN GANDA
GANGGUAN DEPERSONALISASI